Puting Beliung Rusak Belasan Rumah

AMBON, KOMPAS.com - Sedikitnya 16 rumah warga di Desa Sathean, Kecamatan Kei Kecil Timur, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, rusak akibat puting beliung yang terjadi sekitar pukul 06.00 WIT, Rabu (30/3/2011). Sathean bisa ditempuh dengan jalan darat, berjarak sekitar 15 kilometer dari Langgur, ibu kota Maluku Tenggara.

Menurut Ridha Renyaan (40), salah satu warga Sathean yang dihubungi Kompas.com dari Ambon, sebelum angin kencang yang bertiup sekitar sepuluh menit, hujan deras turun di Sathean selama 30 menit.


"Angin kencang berputar-putar di pemukiman warga sebelum kemudian bertiup ke arah pantai. Warga panik sekali, sebagian warga berlarian ke luar rumah. Baru kali ini angin kencang terjadi di desa kami," tutur Ridha.

Angin merusak sedikitnya 16 rumah warga dan bangunan SD Sathean. Selain itu, warga dibuat panik dengan hancurnya areal penangkaran buaya di kawasan wisata Pantai Elomel. Seekor buaya lepas dari areal penangkaran dan hingga Rabu sore, warga masih mencarinya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Bandara Pattimura, Erasmus Kayadu menjelaskan, saat ini wilayah Maluku memasuki masa pancaroba, dari musim barat ke musim timur. Masa pancaroba atau peralihan musim ini berlangsung hingga Mei.

Saat masa pancaroba, cuaca ekstrim berpotensi besar terjadi , terutama di kawasan Maluku Tenggara dan sekitarnya seperti Aru dan Maluku Tenggara Barat. "Makanya kami imbau masyarakat Maluku untuk waspada," kata Erasmus.

Gelombang laut setinggi sekitar tiga meter yang membahayakan pelayaran berpotensi terjadi. Selain itu, angin pun bisa bertiup kencang dengan kecepatan hingga 25 knot, jauh di atas kecepatan angin normal di kawasan itu yang hanya berkisar antara 15 knot sampai 20 knot.

0 komentar:

Posting Komentar